GenHebat.com/kesehatan – Mengutip data dari 7th Report of Indonesian Renal Registry yang dirilis tahun 2014, pasien gagal ginjal kronis yang melakukan cuci darah (hemodialysis), paling banyak disebabkan karena hipertensi (37%), diabetes mellitus (27%), kelainan bawaan (10%), gangguan penyumbatan saluran kemih (7%), asam urat (1%), penyakit Lupus (1%), dan penyebab lain-lain (18%).
Sebagian besar penyebab gagal ginjal kronik disebabkan oleh faktor resiko perilaku hidup yang kurang sehat – itulah faktor resiko utama terjadinya Penyakit Tidak Menular (PTM), seperti gagal ginjal.
PTM bukan hanya terkena pada orang dewasa, anak-anak pun mempunyai resiko teridap, khususnya penyakit ginjal. Bahkan, penyakit ginjal bisa teralami pada usia sangat dini (bayi). Terkait ini, sangatlah penting mendorong deteksi dini dan penerapan pola hidup yang sehat sejak seorang ibu mengandung bayinya – lahir – tumbuh besar – dewasa – hingga masa tuanya.
Ulasan yang dihimpun dari berbagai sumber ini akan memaparkan tentang penyakit Gagal Ginjal Kronis, dengan segala aspek terkait selengkap mungkin. Sebelumnya akan diurai terlebih dahulu Fungsi dari Ginjal itu sendiri.
Fungsi Ginjal
Ginjal adalah organ berbentuk kacang yang terletak tepat di bawah diafragma, posterior organ perut lainnya. Ginjal berperan sebagai filter tubuh, yang menyaring limbah, metabolit toksik dan kelebihan mineral dari darah, dan melakukan ekskresi melalui urine.
Bentuk ginjal tidak besar, tetapi fungsinya teramat penting bagi tubuh. Ginjal sangat berperan dalam sistem ekskresi (proses pembuangan sisa metabolisme dan benda tidak berguna lainnya) pada tubuh manusia. Sepasang ginjal pada manusia berukuran panjang sekitar 10 cm, dengan berat kurang lebih 200 gram.
Inilah Fungsi Ginjal:
1. Ginjal berfungsi sebagai Penyaring Darah dan Pembentuk Urine
Makanan yang diserap tubuh, selain menghasilkan energi, juga menghasilkan zat-zat sisa yang menjadi racun (toksin). Toksin itu harus dibuang, di sinilah peran ginjal.
Yang bertugas membawa zat-zat yang dihasikan oleh makanan adalah darah. Ginjal kemudian menyaringnya, yang mana yang menjadi energi untuk keperluan tubuh, dan yang mana berupa racun yang harus dibuang keluar dari tubuh. Sekitar 200 liter darah dan sekitar 2 liter zat sisa yang disaring oleh ginjal dalam sehari. Zat sisa dibuang melalui kencing (urine).
2. Ginjal Menjaga Keseimbangan Air, Kadar Asam dan Basa
Setiap hari ginjal mengeluarkan sebanyak 2 liter air melalui urine. Inilah fungsi ginjal yang bertugas menjaga keseimbangan air dalam tubuh. Ginjal pun berfungsi mempertahankan kadar asam dan basa dalam tubuh. Jika kadar salah satunya kelebihan, ginjal akan membuangnya. Sederhananya, apabila tubuh kelebihan asam, maka akan mengalami masalah pada otot, terserang asam urat misalnya.
3. Ginjal Mengatur Kadar Kalium dalam Darah
Ginjal bertugas menjada kadar Kalium. Tidak boleh kurang, tidak boleh juga kelebihan. Bila Kalium terlalu tinggi, tubuh akan mengalami hiperkalemia ( Hiperkalemia adalah otot jantung berhenti berdetak). Apabila kadarnya terlalu rendah, maka tubuh akan mengalami masalah, seperti kelelahan, kelemahan otot, kulit kering, dan gerak refleksnya menjadi lambat. Ginjal akan membuang atau menyerap Kalium yang masuk ke dalam nefron (bagian ginjal yang berfungsi untuk menyaring darah.)
4. Ginjal Mengekskresi Zat yang Merugikan Tubuh dan Memproses Ulang Zat
Zat seperti garam anorganik, amoniak, urea, asam urat, creatinin, bakteri, dan zat sisa dari obat-obatan, jika terakumulasi terus akan mengganggu kesehatan tubuh. Zat-zat tersebut yang menjadi racun akan diekskresi oleh ginjal melalui urine.
Sedangkan zat yang masih berguna bagi tubuh yang belum terbuang (seperti glukosa, garam, air, dan asam amino) akan dikembalikan ke darah oleh ginjal melalui proses reabsorpsi, disaring lagi oleh ginjal untuk digunakan bagi manfaat kesehatan tubuh.
5. Ginjal Mengatur Volume Cairan Darah dalam Tubuh
Ginjal berperan mengontrol jumlah cairan darah yang dipertahankan agar tetap seimbang dalam tubuh. Tanpa kontrol dari ginjal, tubuh akan menjadi kering karena kekurangan cairan darah, atau sebaliknya tubuh kebanjiran cairan di dalam tubuh yang menumpuk tidak terbuang.
6. Ginjal Mengatur Keseimbangan Kimia dalam Darah
Melalui proses pembentukan urine, ginjal secara tidak langsung juga berfungsi dalam mengatur keseimbangan kimia darah. Kadar garam, kadar kalium, asam, basa, gula, dan beberapa bahan lainnya yang terkandung dalam darah diatur sedemikian rupa agar tetap seimbang dan sesuai bagi metabolisme tubuh.
Contoh sederhana yang dapat membuktikan fungsi ginjal ini adalah mekanisme pengaturan kadar gula darah melalui hormon insulin dan adrenalin. Hormon insulin adalah hormon yang dapat menurunkan kadar gula darah, sedang hormon adrenalin adalah hormon yang berfungsi menaikan kadar gula darah. Kedua hormon yang dihasilkan ginjal ini sangat penting terutama bagi penderita diabetes melitus.
7. Ginjal Mengendalikan Kadar Gula dalam Darah
Ginjal amat penting untuk mengatur kelebihan atau kekurangan gula dalam darah dengan menggunakan hormon insulin dan adrenalin. Ini penting untuk menghindari diabetes. Insulin berfungsi sebagai hormon penurun kadar gula dalam darah jika kadar gula dalam darah berlebih. Adrenalin berfungsi untuk menaikkan kadar gula dalam darah jika kadar gula di dalam darah tidak mencukupi.
8. Ginjal sebagai Penghasil Zat dan Hormon
Ginjal merupakan penghasil zat atau hormon tertentu seperti eritropoietin, kalsitriol, dan renin. Hormon yang dihasilkan oleh ginjal, yaitu hormon eritroprotein (berfungsi untuk merangsang peningkatan laju pembentukan sel darah merah oleh sumsum tulang). Renin berfungsi untuk mengatur tekanan darah di dalam tubuh, sementara kalsitriol merupakan fungsi ginjal untuk membentuk vitamin D, menjaga keseimbangan kimia di dalam tubuh, serta untuk mempertahankan kalsium di dalam tulang yang ada di dalam tubuh.
9. Ginjal Menjaga Tekanan Osmosis
Ginjal menjaga tekanan osmosis dengan cara mengatur keseimbangan garam-garam di dalam tubuh.
10. Ginjal Menjaga pH Darah
Ginjal berfungsi sebagai penjaga kadar pH darah agar tidak terlalu asam. Ginjal mempertahankan pH plasma darah pada kisaran 7,4 melalui pertukaran ion hidronium dan hidroksil. Akibatnya, urine yang dihasilkan dapat bersifat asam pada pH 5 atau alkalis pada pH 8.
Gagal Ginjal Kronis adalah
Apa itu penyakit Gagal Ginjal Kronik? Gagal Ginjal Kronis disingkat GGK (bahasa Inggris: Chronic Kidney Disease), merupakan penurunan fungsi ginjal di bawah batas normal, yang terjadi secara bertahap (bersifat menahun), dan tidak dapat kembali lagi pada keadaan normal (irreversible). GGK bukanlah penyakit menular.
Kondisi ginjal yang telah rusak (tidak berfungsi) umumnya tidak disadari penderita. Padahal, kondisi itu telah berlangsung 3 bulan. Pada tahap ini, biasanya telah terjadi penumpukan limbah tubuh, cairan, dan elektrolit yang bisa membahayakan tubuh jika tanpa dilakukan cuci darah (penyaringan buatan) atau bahkan transplantasi ginjal.
GGK akan terdeteksi dini melalui pemeriksaan darah dan urine. Itu sebabnya, sangat disarankan kepada Anda yang beresiko tinggi terhadap penyakit ini untuk teratur memeriksakan diri dalam setahun. Orang yang beresiko tinggi terkena GGK adalah mereka yang mempunyai keturunan keluarga yang mengidap penyakit ini, pengidap diabetes dan hipertensi.
Gejala Gagal Ginjal Kronis
Inilah Gejala atau Tanda Gagal Ginjal Kronis (stadium akhir) umumnya mempunyai gejala umum sebagai berikut:
- Kulit dan kuku penderita akan berwarna pucat, mudah lecet, rapuh dan kering
- Timbul bintik-bintik hitam dan gatal pada kulit
- Kadang terasa seperti terbakar pada kaki
- Kadang tungkai bawah terasa selalu bergerak-gerak (restlesslessleg syndrome)
- Frekuensi buang air kecil menjadi sering, terutama di malam hari
- Perubahan nyata pada warna air kencing
- Pada beberapa kasus, terasa ingin kencing tetapi tidak ada air kencing yang keluar
- Ditemukan darah atau protein pada saat test urine
- Kram otot dan kejang otot yang kadang berakhir dengan penurunan kesadaran hingga koma
- Selalu merasa lelah kendatipun sedang beristirahat atau bersantai
- Kehilangan nafsu makan
- Kehilangan berat badan
- Terasa haus berlebihan
- Tekanan darah sulit dikendalikan
- Pembengkakan pada pergelangan kaki, tangan bahkan wajah
- Sesak napas
- Rasa mual dan muntah
- Gangguan tidur
- Disfungsi ereksi, dan
- Menurunnya ketajaman mental
Penyebab Gagal Ginjal Kronis
Faktor pemicu atau Penyebab paling umum (75%) Gagal Ginjal Kronik adalah diabetes mellitus, hipertensi, dan glomerulonefritis. Sedangkan penyebab lainnya adalah: Infeksi ginjal dan sumbatan batu ginjal.
Faktor penyebab lainnya, karena penyakit ginjal obstruktif misalnya terjadi pembesaran prostat, batu saluran kemih dan juga refluks yang terjadi pada ureter.
Penyebab GGK lain, adanya radang ginjal menahun, batu ginjal dan batu saluran kemih yang tidak terdeteksi dini dan atau tidak diobati tuntas.
Pemicu Gagal Ginjal Kronik lainnya adalah, adanya konsumsi obat-obatan modern ataupun tradisional yang diminum penderita GGK dalam jangka waktu lama, narkoba, serta penyakit ginjal turunan (genetik).
Ringkasnya, Penyebab Gagal Ginjal Kronik dalam istilah medik adalah:
- Terjadi infeksi: pielonefritis kronik
- Adanya penyakit peradangan: Glumerulonefritis
- Vascular hipertensi: nefrosklerosis benigna, nefrosklerosis maligna stenosis arteria renalis
- Gangguan pada jaringan penyambung: lupus eritematosus sistematik, poliarteritis nodosa, sklerosis sistematik progresif
- Adanya gangguan pada kongerital dan hereditas: asidosis tubulus ginjal, penyakit ginjal polikistik
- Adanya penyakit metabolic: diabetes mellitus, gout, hiperpara tiroidisme, amiloidosis.
Diagnosis Gagal Ginjal Kronik
Pada banyak pasien GGK, penyakit ginjal sebelumnya atau penyakit lain yang mendasarinya sudah diketahui. Sejumlah kecil hadir dengan GGK yang penyebabnya tidak diketahui.
Diagnosa GGK umumnya melalui pemeriksaan urine dan darah secara rutin, terutama kepada mereka yang beresiko tinggi. Kepada pasien yang dicurigai positif, tes dapat diulang untuk pemastian.
Ada sejumlah Tes yang dilakukan untuk Mendiagnosa Tingkat Kerusakan Ginjal, yakni: Tes urin, Laju Filtrasi Glomerulus (LFG), Pemindaian (stadium lanjut), dan Biopsi ginjal.
Pengobatan Gagal Ginjal Kronis
Tidak Dapat Disembuhkan
Belum ada obat ampuh untuk langsung dapat menyembuhkan Penyakit Gagal Ginjal Kronik. Dengan kata lain, GGK tidak dapat disembuhkan. Perawatan hanya difokuskan untuk mencegah dan memperlambat agar penyakit tidak berkembang serta meredakan rasa sakit. Selain itu, pengobatan juga bertujuan untuk mengurangi resiko munculnya penyakit lainnya yang terkait.
Kontrol Hipertensi
Karena hipertensi sebagai salah satu penyebab GGK, maka pengobatan dapat dilakukan dengan tujuan mengontrol hipertensi. Bila tidak terkontrol dapat terakselerasi dengan hasil akhir gagal kiri pasien hipertensi dengan penyakit ginjal, keseimbangan garam dan cairan diatur tersendiri tanpa tergantung tekanan darah, sering diperlukan diuretik loop, selain obat anti hipertensi. Hal tersebut merupakan Gagal Ginjal Kronik Dan Pengobatannya.
Menjalani Program Diet Sehat
Menjalani program diet bukan berarti membatasi atau mengurangi makanan yang dikonsumsi. Diet yang dilakukan adalah diet sehat dengan tetap memperhatikan kebutuhan tubuh akan sumber nutrisi, gizi dan lainnya. Diet hanya untuk mengatur pola makan dan mengatur asupan komponen gizi untuk menyeimbangkan tubuh. Untuk penderita gagal ginjal akut harus memperhatikan jenis perawatan yang dijalani dengan menyeimbangkan jumlah dan jenis nutrisi yang harus disesuaikan dengan penyebab gagal ginjal kronik, misalnya gagal ginjal yang disebabkan karena trauma, luka bakar, infeksi dan penyebab lainnya.
Modifikasi Terapi Obat
Melakukan modifikasi terapi obat dengan fungsi ginjal. Maksudnya, obat yang diminum harus diturunkan dosisnya, agar tidak terlalu banyak toksin yang diproses keluarkan oleh ginjal melalui urine.
Mengkonsumsi Air Mineral
Penyakit gangguan ginjal memiliki kaitan erat dengan air mineral yang dikonsumsiTubuh manusia lebih banyak membutuhkan mineral yang bersumber dari air dan buah-buahan yang banyak mengandung air. Pada seseorang tidak menderita gangguan ginjal sekalipun pasti pernah merasakan atau mengeluhkan ginjal mereka sering sakit akibat kurangnya cairan tubuh yang menyeimbangkan dan mempermudah ginjal untuk mengurai zat-zat sisa metabolisme tubuh yang kemudian akan dibuang melalui urine. Dengan rutin mengkonsumsi air putih minimal 8-10 gelas per hari atau lebih sesuai dengan kebutuhan tubuh dapat meringankan gagal ginjal kronik.
Perhatikan Keseimbangan Fosfat
Akan terjadi penumpukan fosfat pada ginjal yang telah mengalami gangguan/tidak berfungsi baik (kondisi ini terjadi pada pengidap penyakit ginjal stadium 4 atau 5. Karena itu, harus mengurangi konsumsi fosfat yang umumnya terkandung dalam makanan produk susu, telur, ikan dan daging merah.
Mengurangi Kadar Kolesterol
Beberapa faktor risiko GGK seperti tekanan darah tinggi dan tingginya kadar kolesterol dalam darah, sama dengan faktor risiko serangan jantung dan stroke. Dengan memiliki faktor risiko yang sama, pengidap GGK berisiko lebih tinggi menderita sakit jantung, termasuk serangan jantung atau stroke.
Dalam hal ini, penderita akan disarankan mengonsumsi statin. Gunanya untuk membantu mengurangi resiko serangan jantung atau stroke. Statin bekerja dengan menghambat efek enzim dalam hati Anda yang berguna untuk membentuk kolesterol, pemicu serangan jantung.
Penumpukan Cairan
Ginjal yang telah rusak/tidak berfungsi baik akan membuat tubuh sulit membuang cairan. Akibatnya, terjadi penumpukan cairan pada pergelangan kaki yang memicu peningkatan tekanan darah. Oleh karena itu dokter akan menyarankan pengidap sakit ginjal untuk membatasi konsumsi cairan dan garam.
Kelebihan cairan dalam tubuh juga dapat dikurangi dengan konsumsi obat diuretik, seperti furosemida.
Konsumsi Suplemen Zat besi dan Vitamin D
Anemia atau kondisi saat tubuh tidak memiliki cukup sel darah merah, banyak diderita pengidap GGK stadium tiga ke atas. Suplemen zat besi untuk produksi sel-sel darah merah biasanya akan diberikan untuk mengatasinya. Zat ini dapat diberikan dalam bentuk tablet seperti ferri sulfat.
Hormon eritropoietin yang membantu tubuh memproduksi sel darah merah juga bisa disuntikkan jika langkah-langkah di atas tidak dapat mengatasi anemia. Hormon ini bisa diberikan dalam bentuk suntikan ke dalam pembuluh darah atau di bawah kulit (subkutan).
Selain itu, pengidap penyakit ginjal berisiko kekurangan vitamin D yang penting untuk tulang. Ini dikarenakan ginjal tidak dapat berfungsi mengaktifkan vitamin D dari makanan dan sinar matahari. Sehingga umumnya Anda akan mendapatkan suplemen vitamin D seperti calcitriol.
Cuci Darah atau Transplantasi
Jika penyakit ginjal kronis berkembang menjadi gagal ginjal tahap akhir (End-Stage Renal Disease/ESRD) atau disebut pula dengan established renal failure (ERF). Inilah tahap dimana ginjal telah berhenti berfungsi. Kondisi ini sangat mengancam hidup – kondisi ini terjadi perlahan-lahan, dan jarang terjadi secara tiba-tiba.
Cuci darah atau dialisis adalah proses pembuangan atau penyaringan cairan atau limbah dari darah yang sudah tidak bisa dilakukan lagi oleh ginjal yang rusak.
Tranplantasi ginjal akan menggantikan ginjal yang rusak dengan ginjal baru dari seorang donor organ yang memiliki kriteria sesuai dengan pasien.
Perawatan pendukung bertujuan terbatas, yaitu hanya untuk meringankan gejala yang dirasakan penderita stadium akhir. Pada umumnya perawatan pendukung diberikan pada penderita gagal ginjal yang tidak ingin melakukan cuci darah atau transplantasi ginjal.
Pencegahan Gagal Ginjal Kronis
Umumnya, Gagal Ginjal Kronis tidak dapat dicegah sepenuhnya, meskipun Anda dapat mengambil langkah-langkah untuk mengurangi resiko perkembangannya, seperti:
Periksakan Rutin Kesehatan Ginjal melalui Tes Darah dan Urine
Jika Anda merasa termasuk memiliki resiko tinggi teridap GGK sebagaimana telah diurai di atas, maka rutinlah periksakan kesehatan ginjal melalui tes darah dan urine, sehingga dapat terdeteksi dini, untuk selanjutnya dikonsultasikan dengan dokter langkah medik selanjutnya.
Baca Petunjuk Obat
Pastikan Anda mengikuti petunjuk pemakaian jika Anda memang harus mengonsumsi obat pereda sakit. Konsumsi obat anti-inflamasi non-steroid seperti aspirin dan ibuprofen dalam dosis berlebih dapat menyebabkan gangguan ginjal.
Waspada Diabetes
Penyakit kronis (bersifat menetap dalam jangka panjang), seperti diabetes, dapat berpotensi menyebabkan gagal ginjal kronis. Oleh karena itu sangat penting untuk mengendalikan kadar gula darah bagi penderita diabetes. Selain itu setiap tahun, pengidap diabetes disarankan untuk memeriksakan fungsi ginjalnya.
Ubah Gaya Hidup
Selain hal-hal di atas, perkembangan GGK dan tekanan darah tinggi dapat dicegah dengan perubahan gaya hidup, sebagai berikut:
- Berolahraga secara teratur
- Kurangi berat badan, terutama jika Anda mengalami obesitas
- Berhenti merokok dan minuman keras
- Makanan sehat dengan gizi seimbang dan rendah lemak. Konsumsi makanan berimbang meliputi banyak sayuran dan buah segar
- Kontrol kadar kolesterol dengan menghindari makanan kaya lemak jenuh tinggi, seperti goreng-gorengan, mentega, keju, kue, biskuit, serta makanan-makanan yang mengandung minyak kelapa atau minyak sawit
- Konsumsi makanan yang kaya lemak tidak jenuh, seperti minyak ikan, avocad, kacang dan biji-bijian, minyak bunga matahari, minyak biji sesawi, dan minyak zaitun
- Konsumsi garam tidak lebih dari 6 gram sehari (setara dengan satu sendok teh penuh).
- Hindari konsumsi obat anti-inflamasi non-steroid seperti ibuprofen (kecuali atas resep dokter)
Salah satu perawatan bagi penderita Gagal Ginjal Kronis adalah hemodialysis atau lebih dikenal dengan sebutan cuci darah, yang dapat mencegah kematian tetapi tidak dapat menyembuhkan atau memulihkan fungsi ginjal secara keseluruhan. Pasien harus menjalani terapi dialysis sepanjang hidupnya (biasanya 1-3 kali seminggu) atau sampai mendapat ginjal baru melalui operasi pencangkokan ginjal.
Untuk itu, guna mencegah berbagai risiko penyakit tidak menular, khususnya pencegahan gagal ginjal kronis, Kemenkes mengajak masyarakat untuk hidup CERDIK (Cek kesehatan secara berkala; Enyahkan asap rokok; Rajin beraktifitas fisik; Diet yang baik dan seimbang;Istirahat yang cukup; dan Kelola stress). [CT]